Pada saat ini saya bekerja di lingkungan Masjid Syuhada. Sebuah Masjid yang memiliki nilai sejarah tinggi. Ada sebuah kebahagiaan dalam diri saya bisa selalu berada di Masjid ini setiap harinya. Saya ingin membagi wawasan dan kebahagiaan saya kepada anda semua.
Berikut saya rangkum dari berbagai sumber tentang bagian menariknya dari Masjid Syuhada di Yogyakarta.
Masjid Syuhada merupakan salah satu masjid yang istimewa di Yogyakarta.
Karena selain sarat akan nilai historis bangsa masjid ini juga
memiliki keunikan dibanding masjid-masjid lainnya. Masjid Syuhada
terletak di jalan Dewa Nyoman Oka di wilayah Kota Baru Yogyakarta.
Secara geografis masjid ini diapit oleh dua jembatan dan dua jalan. Dua
jembatan tersebut yakni jembatan Gondolayu yang membentang di atas
Kali Code dan jembatan Sultansburg (jembatan Kretek Kewek). Sedangkan
dua jalan pengapit yang dimaksud yakni jalan Jendral Sudirman (sebelah
utara) dan jalan Abu Bakar Ali (sebelah selatan). Di sekeliling masjid
Syuhada juga terdapat bangunan-bangunan kuno bersejarah peninggalan
Belanda yang masih berdiri kokoh.
Menurut takmir atau juru kunci masjid, Masjid Syuhada didirikan bukan
hanya sebagai tempat beribadah atau menyembah kepada Allah semata. Namun
juga diperuntukkan sebagai monumen sejarah untuk mengenang perjuangan
para syuhada yang telah gugur saat berjuang melawan penjajah. Syuhada
diambil dari bahasa Arab yang artinya para pahlawan. Adapun syuhada
yang dimaksud yaitu para pahlawan Kota Yogyakarta yang gugur dalam
pertempuran Kota Baru saat melawan penjajah Jepang pada tanggal 6 - 7
Oktober 1945. Selain itu juga untuk mengenang jasa para pahlawan yang
gugur saat berperang melawan agresi militer Belanda pada 19 Desember
1948 dan pertempuran Sonosewu melawan penjajah Belanda pada 14 Januari
1949.
Masjid Syuhada Yogyakarta |
Tidak heran ketika memasuki masjid ini para pengunjung atau jama’ah
seperti diingatkan kembali akan perjuangan gigih para syuhada atau
pahlawan dalam merebut kemerdekaan RI dari penjajahan bangsa asing kala
itu. Di masjid Syuhada nampak adanya jejak-jejak perjuangan para
pahlawan dalam meraih kemerdekaan yang diabadikan lewat simbol-simbol.
Simbol-simbol tersebut antaralain 17 (tujuh belas) anak tangga yang
mengantarkan pengunjung memasuki ruang utama masjid. Di sekeliling
Masjid Syuhada terdapat 8 (delapan) segi tiang gapura. Selain itu juga
terdapat 4 (empat) kupel bawah dan 5 (lima) kupel atas (berbentuk
besar). Ternyata itu semua mengandung makna yang sarat akan nilai
historis bangsa. 17 anak tangga, 4 kupel bawah dan 5 kupel atas
merupakan lambang tanggal, bulan dan tahun detik-detik proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia. Yaitu 17-8-’45
Menurut penjaga masjid, dulu Jendral Sudirman seringkali melakukan
sholat di masjid Syuhada sebelum memimpin perang. “Jendral Sudirman
semasa hidupnya pernah melakukan sholat Dhuha hingga bahkan sholat
Tahajjud di masjid ini sebelum terjun ke medan perang”, tutur sang juru
kunci. Kini masjid Syuhada selalu ramai dikunjungi para jama’ah yang
ingin beribadah maupun menyaksikan langsung monumen yang meninggalkan
jejak perjuangan para syuhada dalam meraih kemerdekaan RI itu. Walaupun
usianya kini semakin tua namun masjid Syuhada akan terus menjadi simbol
akan pengorbanan yang ikhlas para syuhada dalam memperjuangkan
kemerdekaan RI. Dan jejak-jejak itu akan abadi untuk selamanya.
nice blog.. you've did it..
ReplyDeleteAlright.. teach me then..